Penerjemah di Indonesia, khususnya dalam konferensi berskala internasional, sudah sering menggunakan alat interpreter untuk memfasilitasi komunikasi antarbahasa. Teknologi ini membantu penerjemah menyampaikan pesan dari satu bahasa ke bahasa lain dengan cepat dan tepat. Namun, meskipun teknologi interpreter telah membantu penerjemah secara signifikan, masih banyak permasalahan dalam penggunaannya. Salah satu kendala yang sering muncul adalah keterbatasan alat interpreter konvensional yang dapat mempengaruhi kualitas penerjemahan.
Daftar Isi
Problem Penerjemah Indonesia dengan Alat Interpreter Konvensional
Penggunaan alat interpreter konvensional memiliki beberapa masalah yang cukup signifikan:
- Bocornya suara ke pihak lain: Suara terjemahan dapat terdengar oleh orang-orang yang tidak seharusnya mendengarnya, terutama di ruangan yang tidak sepenuhnya kedap suara.
- Gangguan sinyal FM: Alat interpreter yang menggunakan frekuensi radio FM sering kali mengalami interferensi dengan gelombang radio lainnya, yang dapat mengganggu kualitas penerjemahan.
- Tidak mendukung alat bantu dengar: Banyak alat interpreter konvensional tidak memiliki kompatibilitas dengan alat bantu dengar, sehingga lingkungan tersebut menjadi kurang inklusif bagi individu dengan gangguan pendengaran.
WilliamsAV: Solusi dengan Teknologi Infrared
Penerjemah Indonesia dapat Mengatasi Bocornya Suara
Teknologi infrared yang digunakan mampu menjaga privasi komunikasi karena sinyal infrared tidak dapat menembus dinding. Hal ini menjamin bahwa suara terjemahan tidak bocor ke pihak luar, sehingga penerjemahan tetap aman dan terjaga.
Mengatasi Gangguan Sinyal FM
Infrared tidak menggunakan frekuensi radio seperti FM, melainkan memanfaatkan cahaya inframerah untuk transmisi audio. Artinya, tidak ada interferensi dari gelombang radio lain yang dapat mengganggu proses penerjemahan. Hasil terjemahan menjadi lebih jelas dan bebas gangguan.
Kompatibilitas dengan Alat Bantu Dengar
Sistem infrared dari WilliamsAV bekerja dengan alat bantu dengar melalui receiver khusus. Ini memungkinkan penerjemah di lingkungan konferensi untuk menciptakan ruang yang lebih inklusif bagi peserta dengan gangguan pendengaran, yang sebelumnya sulit dengan teknologi konvensional​.
Bagaimana Transmitter Infrared Bekerja: Langkah Demi Langkah
- Pemancaran Sinyal: Audio yang ingin diterjemahkan dikirimkan dari sumber suara ke infrared transmitter.
- Konversi ke Sinyal Infrared: Transmitter mengubah sinyal audio menjadi sinyal cahaya inframerah yang kemudian dipancarkan ke seluruh ruangan.
- Penerimaan Sinyal: Penerima yang berada dalam line of sight (garis lurus dengan transmitter) menangkap sinyal inframerah tersebut menggunakan infrared receiver.
- Konversi Kembali ke Audio: Infrared receiver mengubah sinyal inframerah kembali menjadi audio yang dapat terdengar oleh peserta melalui headset atau alat bantu dengar.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami dengan klik tautan ini.